Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi mungkin tampak biasa bagi kita yang terbiasa memakannya setiap hari. Berbeda halnya dengan santri penghafal yang hanya makan 1 atau 2 kali sehari, itu pun dengan porsi ala kadarnya.
Di Indonesia masih banyak santri penghafal Qur’an yang belum tercukupi kebutuhan gizinya. Mereka terbiasa makan ala kadarnya dengan porsi yang amat terbatas. Jangankan gizinya terpenuhi, untuk merasa kenyang saja tak bisa mereka rasakan tiap hari
Mirisnya, masih banyak pondok pesantren yang begitu kekurangan. Saking terbatasnya lauk, para santri pun tak jarang makan nasi hanya berteman garam